Tahapan Kegiatan dalam audit laporan keuangan
Dalam setiap kegiatan audit baik audit pada perusahaan besar maupun pada
perusahaan kecil, selalu memiliki empat tahap kegiatan, yakni:
1.Penerimaan penugasan audit.
2.Perencanaan audit.
3.Pelaksanaan pengujian audit.
4.Pelaporan temuan.
Dalam setiap tahapan, auditor harus memahami berbagai faktor dalam lingkungan audit , seperti;dampak dari berbagai aturan, harapan masyarakat,
kemungkinan dituntut dipengadilan, dan keharusan untuk melakukan audit sesuai dengan standar profesional.
Tahapan audit dan lingkungan pengauditan!
Pada tahap ini hanya standar umum dari standar auditing yang perlu diterapkan. Pada umumnya keputusan untuk menerima atau menolak ini sudahdilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhirn tahun buku yang akan diperiksa.
Perencanaan Audit
Standar pertama dari GAAS(General Accepted Auditing Standard)-di Indonesia SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika menggunakan asisten harus disupervisi terlebih dahulu dengan semestinya.Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada, membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, serta menghindari kesalahpahaman dengan klien. Memperoleh bukti yang cukup kompeten merupakan hal yang sangat penting jika KAP ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara reputasi yang baik dalam komunitas bisnis. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap pada batas yang wajar akan membantu KAP tetap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlah klien, dengan
asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Perencanaan Audit Awal
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan
terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut:
1. Auditor haerus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang, biasanya hal ini dilakukan oleh seorang auditor yang berpengalaman keputusan dalam posisi untuk membuat keputusan penting , auditor ingin membuat
yang berada tersebut lebih dulu, sebelum mendatangkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa dikembalikan
2. Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses perencanaan.
3. Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk menghindari kesalahpahaman.
4. Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Pelaksanaan Pengujian Audit
Tahap ketiga dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit. Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan.Tujuan utama tahap audit ini adalah mendapatkan bukti audit mengenai evektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangannya, pada tahap ini juga diterapkan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing. Pengujian audit ini pada umumnya dilakukan antara tiga sampai empat bulan sebelum akhir tahun buku sampai tiga bulan sesudah akhir tahun buku klien.
Pelaporan Temuan
Tahap terakhir dari suatu audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing.
Penerimaan Penugasan
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor akuntan publik untuk mendapatkan klien. Klien disini merupakan klien baru maupun klien lama( yang sudah ada)yang diharapkan akan melanjutkan memberikan penugasan audit pada tahun berikutnya. Klien baru bisa merupakan perusahaan yang baru pertama kali diaudit oleh akuntan publik, atau perusahaan
yang pernah diaudit oleh kantor akuntan publik lain.
Pergantian auditor bisa terjadi karena berbagai alasan, yaitu:
1. Klien merupakan hasil merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda.
2. Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa profesional.
3. Tidak puas terhadap kantor akuntan publik yang lama.
4. Ingin mencari auditor dengan honorarium audit yang lebih murah.
5. Penggabungkan antara beberapa kantor akuntan publik.
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain.
Auditor harus menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga independensi, integritas, dan objektivitas. Kepentingan klien harus dilayani dengan memperhatikan kompetensi dan profesionalitas. Terhadap anggota lain seprofesi, auditor bertanggungjawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik profesi, serta meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Ini berarti bahwa keputusan untuk menerima penugasan lanjutan dari klien lama bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan tanpa pertimbangan yang matang.
Komunikasi Dengan Auditor Pendahulu
Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen klien yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor pengganti.Dalam berkomunikasi auditor pengganti mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas pengambilan keputusan menerima atau menolak penugasan, seperti misalnya;
Ø Integritas manajemen
Ø Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai prinsip akuntansi dan prosedur audit.
Ø Pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan klien melakukan penggantian auditornya.
MENGIDENTIFIKASI KEADAAN KHUSUS DAN RESIKO TIDAK
BIASA
Yaitu berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut;
Mengidentifikasi Pemakai Laporan Keuangan Audit
Tanggungjawab hukum auditor bisa berbeda-beda tergantung pada siapa yang diperkirakan akan menjadi pemakai laporan keuangan audit. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan perusahaan publik atau perusahaan privat, kepada siapa saja atau kepada pihak ketiga yang mana diperkirakan klien berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Auditor harus mempertimbangkan apakah laporan audit yang biasa akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pemakai laporan atau perlu dibuat laporan khusus.
Memperkirakan Adanya Persoalan Hukum dan Stabilitas Keuangan Klien
Apabila perusahaan klien pernah mengalami kesulitan karena adanya gugatan hukum dan apabila penggugat bisa menemukan alasan bahwa ia dirugikan karena keputusan yang diambilnya didasarkan pada laporan keuangan, maka situasi demikian sangat mungkin akan melibatkan auditor. Bila hal itu terjadi maka auditor terancam untuk membayar denda atas putusan pengadilan,dan harus mengeluarkan biaya untuk membela diri, betapapun profersionalnya si auditor dalam menjalankan pekerjaannya.
Mengevaluasi Auditabilitas Perusahaan Klien
Sebelum memutuskan untuk menerima penugasan auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi-kondisi lain yang menimbulkan pertanyaan mengenai auditabilitas klien. Kondisi-kondisi tersebut antara lain misalnya perusahaan tidak memiliki catatan akuntansi atau catatan akuntansinya buruk sekali, perusahaan tidak memiliki struktur pengendalian intern yang memadai atau kemugkinan adanya pembatasan dari klien atas audit yang akan dilakukan. Prosedur analitis yang akan digunakan dalam perencanaan bisa berbeda-beda tergantung pada besar dan kompleksitas perusahaan klien, ketersediaan data, dan pertimbangan auditor.
Pertanyaan:1)apakah dampaknya bila seorang auditor tak melaksanakan salah satu dari empat tahapan Kegiatan dalam audit laporan keuangan
2) Berapa kali dalam setahun pelaksanaan pengujian audit itu dilakukan?
3) Mengapa tanggung jawab auditor itu berbeda-beda?
4) Apa yang dimaksud analitis prosedur?
5)Mengapa komunikasi dengan klien itu yang pernah di audit seorang auditor?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar